Surat Al
Fatihah
Bismillahirrahmanirrahim
(2)
Alham dulillahi Robbil ‘Alamiin ( Segala
puji bagi Allah seru sekalian Alam )
Saudaraku diatas telah disebutkan
bahwasanya segala puji bagi Allah seru sekalian alam, karena itulah umat manusia
tidak berhaq untuk dipuji juga tidak ada hak untuk memuji, jadi yang berhak dipuji dan memuji
hanyalah Allah SWT
Memang pada umumnya manusia diatas
permukaan bumi ini gemar sekali terhadap apa yang dinamakan puji memuji
itu, tetapi banyak mereka yang tidak
sadar akan perubahan yang terjadi pada diri nya itu, karena puji pujian tadi mereka merasa bangga,
merasa lebih pintar dari orang lain, lebih berani dan sebagainya menurut pujian
pujian yang mereka terima atau dengar.
Karena pada hakikat nya adalah apabila
kita memuji kepada seseorang atau satu kaum maka orang itu atau kaum itu
bukannya mendapatkan yang baik, tapi sebaliknya mereka pada hakikat nya
mendapatkan racun dan sebaliknyapun yang terjadi pada diri kita, apabila dipuji
atau mendapatkan pujian dari sesama manusia,
Disini kami
hanya memberikan pandangan pandangan untuk kita semua semoga Allah SWT
melindungi, menjauhi dan dihindari dari segala puji pujian, aamiin
Mudah mudahan dengan hikmah tafsiran
Alfatihah ini kita sama sama mendapatkan hidayah dan taufiq dari Allah SWT,
untuk tidak memberikan / mengobral pujian terhadap sesama manusia, seperti ada
satu hadist dari Darul Husni :
AHIISU FI AFWAMIL MADDA KHUYYITA TUROB
( Hamburkanlah
olehmu pasir kepada mulut mulut orang orang yang suka memuji orang )
Pandangan dari kami dalam hal ini “ bagi
umat manusia lebih baik dihina dari pada dipuji, karena dihinanya diri, kita
anggap sebagai pupuk alam”
Sebagai perumpamaan ialah pohon buah buahan apabila
ia banyak mendapatkan pupuk maka hasil nya bertambah baik, pohon nya tambah
subur dan seterusnya
Bagi umat manusia pun kami rasa demikian,
barang siapa yang ingin atau gemar dipuji puji atau sangat mengharapkan pujian
daripada sesama umat manusia maka mereka itu termasuk orang orang yang sangat
merugi, yakni bilamana mereka itu bodoh,
tetap ada didalam kebodohannya, Dan bilamana mereka itu susah maka
tetaplah mereka itu didalam kesusahannya, itu semua akibat pujian pujian tadi,
yang telah menjadikan mereka bangga terhadap dirinya sendiri sehingga kalau
mereka hendak bertanya pada seseorang maka mereka merasa malu dan merasa hina
dirinya, karena itu dia tidak dapat lagi berbuat apa apa.
Dalam hal ini banyak sekali contoh contoh
yang berjalan dan telah lalu akibat dari pujian itu sendiri, pada suatu orang
yang gemar dipuji mendapatkan kemiskinan dan kekurangan, ia malu untuk minta
pertolongan
Banyak pemimpin negara kiat yang ambruk,
gugur, dan hilang kewibawaannya karena pujian pujian dari bawahannya
Fir’aun pada
zaman nabi Musa AS, juga hancur karena gemar dan senang akan pujian hingga ia
lupa akan Tuhan yang maha Esa. Oleh karena itu marilah kita ambil hikmah dari
kejadian kejadian diatas agar kita tidak terbuai oleh adanya pujian pujian itu
Dengan kita mengambil hikmah dari pada
kejadian yang telah lalu maka secara langsung atau tidak langsung kita telah
mendapatkan suatu Ilmu, yaitu ilmu : kita telah mendapat pelajaran dan
pengetahuan, mudah mudahan dorongan pengetahuan tersebut barulah kita dapat
mengamalkan ilmu tersebut, karena bilamana sudah datang satu ilmu pada suatu
umat / suatu kaum, dan ia tidak mengamalkannya ( padahal mereka mengetahui nya
), maka adzab Allah sangat dekat kepada
mereka, seperti maqalah Ibnu Ruslan :
FA ‘ALIMUN
BI’ILMIHI LAM YU’MALAN MUADZABUN
MIN QOBLI ‘UBADIL WASAN
Artinya :
“Maka orang
orang alim ( orang yang telah mengetahui ) tidak diamalkan atas pengetahuan nya
itu, maka disiksa akan mereka itu lebih dahulu dari pada orang orang kafir yang
menyembah berhala “
Dan tidak
manfaat ilmu melainkan dengan amal, adan amal tidak syah melainkan dengan ilmu
Firman Allah SWT
:
WATTAQULLAHA
WAYU’ALIMUKUMULLAHU
“ Dan Takutlah
kamu akan Allah ta’ala, dan amalkanlah ( kerjakanlah) oleh kamu akan segala
perintahnya
Asah, Asih, Asuh adalah 3 ilmu yang wajib
diamalkan bagi umat manusia yang beragama islam khususnya dan yang beragama
lain pada umumnya, Agar kita sebagai umat manusia dapat memperoleh :
keselamatan, ketenangan, ketentraman, dan kesejahteraan ( Repah. Rapih )
Pembagian Pujian
ada 4 tingkatan
1. Puji Hadist bagi Hadist ( puji Bahru atas Bahru ) :
Seperti saudara
membaca ayat kalimat Alqur’an : mengucapkan bahru, sedangkan tulisannya bahru
yang dibuat oleh manusia
2. Puji Hadist bagi Qodim ( Puji yang bahru
atas yang qodim )
Seperti yang
lazim memuji Allah SWT atas kebesaran nya, Atas kemurahan nya tuhan dan
sebagainya, maka puji ini adalah yang lazim diamalkan oleh sekalian ahli fiqih
( ahli Syari’at)
3. Puji Qodim bagi Qodim ( puji yang Qodim atas
yang Qodim )
Ialah puji Allah
ta’ala memuji Allah ta’ala, maka puji tingkat ketiga inilah amalan umat manusia
yang telah mendapatkan ilmunya para wali waliallah karena selain para Nabi yang telah ma’rifat
4. Puji Qodim bagi Hadist ( puji Qodim atas
yang Bahru )
Ialah puji Allah
ta’ala atas yang bahru, yakni bilamana Allah tuhan seru sekalian alam kepada
Hamba hambnya yang bertaqwa,
Dan bila mana
Allah SWT telah menunjukkan atau memperlihatkan sifat nya kepada yang bahru
adalah suatu Cahaya yang terang benderang, yang tidak seumpama terang nya,
yakni yang dinamakan JOHAR AWAL
sebagimana Allah memperlihatkan sifat nya kepada Rosululloh SAW, dan
kepada para Aulia Allah serta kepada sekalian hamba hamba pilihan nya
...........*)
Ilmu inilah yang
penting dicari oleh kita semua karena dengan ilmu inilah kita dapat memenuhi
atas kalimat “ Inna lillahi wa inna ilahi
Roji’un “
“ Sesungguh nya
kita bagi Allah dan kepada NYA kita kembali “
( yakni asal nya
kita dari Allah dan akan kembali kepada Allah ta’ala ....*)
To be
Continue................Arrahman nirrohiim
Penyusun..............*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar