Minggu, 07 September 2014

Surat Al Fatihah ( Mencari Jati Diri )



Surat  Al  Fatihah

Bismillahirrahmanirrahim

(2) Alham dulillahi Robbil ‘Alamiin  ( Segala puji bagi Allah seru sekalian Alam )
      Saudaraku diatas telah disebutkan bahwasanya segala puji bagi Allah seru sekalian alam, karena itulah umat manusia tidak berhaq untuk dipuji juga tidak ada hak untuk memuji,  jadi yang berhak dipuji dan memuji hanyalah  Allah SWT

     Memang pada umumnya manusia diatas permukaan bumi ini gemar sekali terhadap apa yang dinamakan puji memuji itu,  tetapi banyak mereka yang tidak sadar akan perubahan yang terjadi pada diri nya itu,  karena puji pujian tadi mereka merasa bangga, merasa lebih pintar dari orang lain, lebih berani dan sebagainya menurut pujian pujian yang mereka terima atau dengar.

      Karena pada hakikat nya adalah apabila kita memuji kepada seseorang atau satu kaum maka orang itu atau kaum itu bukannya mendapatkan yang baik, tapi sebaliknya mereka pada hakikat nya mendapatkan racun dan sebaliknyapun yang terjadi pada diri kita, apabila dipuji atau mendapatkan pujian dari sesama manusia,
Disini kami hanya memberikan pandangan pandangan untuk kita semua semoga Allah SWT melindungi, menjauhi dan dihindari dari segala puji pujian, aamiin

      Mudah mudahan dengan hikmah tafsiran Alfatihah ini kita sama sama mendapatkan hidayah dan taufiq dari Allah SWT, untuk tidak memberikan / mengobral pujian terhadap sesama manusia, seperti ada satu hadist dari Darul Husni  :
AHIISU FI AFWAMIL MADDA KHUYYITA TUROB

( Hamburkanlah olehmu pasir kepada mulut mulut orang orang yang suka memuji orang )


      Pandangan dari kami dalam hal ini “ bagi umat manusia lebih baik dihina dari pada dipuji, karena dihinanya diri, kita anggap sebagai pupuk alam”
Sebagai  perumpamaan ialah pohon buah buahan apabila ia banyak mendapatkan pupuk maka hasil nya bertambah baik, pohon nya tambah subur dan seterusnya

      Bagi umat manusia pun kami rasa demikian, barang siapa yang ingin atau gemar dipuji puji atau sangat mengharapkan pujian daripada sesama umat manusia maka mereka itu termasuk orang orang yang sangat merugi, yakni bilamana mereka itu bodoh,  tetap ada didalam kebodohannya, Dan bilamana mereka itu susah maka tetaplah mereka itu didalam kesusahannya, itu semua akibat pujian pujian tadi, yang telah menjadikan mereka bangga terhadap dirinya sendiri sehingga kalau mereka hendak bertanya pada seseorang maka mereka merasa malu dan merasa hina dirinya, karena itu dia tidak dapat lagi berbuat apa apa.

      Dalam hal ini banyak sekali contoh contoh yang berjalan dan telah lalu akibat dari pujian itu sendiri, pada suatu orang yang gemar dipuji mendapatkan kemiskinan dan kekurangan, ia malu untuk minta pertolongan

      Banyak pemimpin negara kiat yang ambruk, gugur, dan hilang kewibawaannya karena pujian pujian dari bawahannya
Fir’aun pada zaman nabi Musa AS, juga hancur karena gemar dan senang akan pujian hingga ia lupa akan Tuhan yang maha Esa. Oleh karena itu marilah kita ambil hikmah dari kejadian kejadian diatas agar kita tidak terbuai oleh adanya pujian pujian itu

     Dengan kita mengambil hikmah dari pada kejadian yang telah lalu maka secara langsung atau tidak langsung kita telah mendapatkan suatu Ilmu, yaitu ilmu : kita telah mendapat pelajaran dan pengetahuan, mudah mudahan dorongan pengetahuan tersebut barulah kita dapat mengamalkan ilmu tersebut, karena bilamana sudah datang satu ilmu pada suatu umat / suatu kaum, dan ia tidak mengamalkannya ( padahal mereka mengetahui nya ),  maka adzab Allah sangat dekat kepada mereka, seperti maqalah Ibnu Ruslan :

FA ‘ALIMUN  BI’ILMIHI  LAM YU’MALAN  MUADZABUN  MIN  QOBLI ‘UBADIL  WASAN

Artinya :
“Maka orang orang alim ( orang yang telah mengetahui ) tidak diamalkan atas pengetahuan nya itu, maka disiksa akan mereka itu lebih dahulu dari pada orang orang kafir yang menyembah berhala “

Dan tidak manfaat ilmu melainkan dengan amal, adan amal tidak syah melainkan dengan ilmu
Firman Allah SWT :

WATTAQULLAHA  WAYU’ALIMUKUMULLAHU

“ Dan Takutlah kamu akan Allah ta’ala, dan amalkanlah ( kerjakanlah) oleh kamu akan segala perintahnya


     Asah, Asih, Asuh adalah 3 ilmu yang wajib diamalkan bagi umat manusia yang beragama islam khususnya dan yang beragama lain pada umumnya, Agar kita sebagai umat manusia dapat memperoleh : keselamatan, ketenangan, ketentraman, dan kesejahteraan ( Repah. Rapih )


Pembagian Pujian ada 4 tingkatan 

1. Puji Hadist bagi Hadist  ( puji Bahru atas Bahru ) :

Seperti saudara membaca ayat kalimat Alqur’an : mengucapkan bahru, sedangkan tulisannya bahru yang dibuat oleh manusia

2. Puji Hadist bagi Qodim ( Puji yang bahru atas yang qodim )

Seperti yang lazim memuji Allah SWT atas kebesaran nya, Atas kemurahan nya tuhan dan sebagainya, maka puji ini adalah yang lazim diamalkan oleh sekalian ahli fiqih ( ahli Syari’at)

3. Puji Qodim bagi Qodim ( puji yang Qodim atas yang Qodim )

Ialah puji Allah ta’ala memuji Allah ta’ala, maka puji tingkat ketiga inilah amalan umat manusia yang telah mendapatkan ilmunya para wali waliallah karena selain para Nabi  yang telah ma’rifat

4. Puji Qodim bagi Hadist ( puji Qodim atas yang Bahru )

Ialah puji Allah ta’ala atas yang bahru, yakni bilamana Allah tuhan seru sekalian alam kepada Hamba hambnya yang bertaqwa,
Dan bila mana Allah SWT telah menunjukkan atau memperlihatkan sifat nya kepada yang bahru adalah suatu Cahaya yang terang benderang, yang tidak seumpama terang nya, yakni yang dinamakan JOHAR AWAL  sebagimana Allah memperlihatkan sifat nya kepada Rosululloh SAW, dan kepada para Aulia Allah serta kepada sekalian hamba hamba pilihan nya ...........*)

Ilmu inilah yang penting dicari oleh kita semua karena dengan ilmu inilah kita dapat memenuhi atas kalimat “ Inna lillahi wa inna ilahi Roji’un “
“ Sesungguh nya kita bagi Allah dan kepada NYA kita kembali “
( yakni asal nya kita dari Allah dan akan kembali kepada Allah ta’ala ....*)




To be Continue................Arrahman nirrohiim



Penyusun..............*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar