Surat Al Fatihah Ayat ke 3 ( Mencari Jati Diri )
ARROHMA NIRRROHIIM ( Tingkatan Iman )
Ada pun penyempurnaan iman kepada Allah ta’ala adalah Ma’rifat ( mengenal ) kepada nya yakni mengenal akan sifat Allah ta’ala itu sendiri
Tingkatan Iman terbagi menjadi 3 bagian :
1. IMAN BIL KHABARI ( kabar )
Tingkatan iman ini yaitu percaya kepada Allah ta’ala dari kabar yang disampaikan dan ini terjadi sampai saat ini, , setelah mendengar bahwa Allah itu ada, Maka mereka langsung percaya bahwa Allah itu Ada serta wajib adanya, karena ada mahluk tentu ada khalik, Sangat lah disesalkan pada mereka yang mengaku beragama tapi tidak mau menggunakan akal pikiran yang sempurna, karena jika sampaikan kalau Allah itu Ada.......
Maka bagi mereka hendak nya tentu harus menuntut ilmu nya yaitu ILMU MA’RIFAT
Ma’rifat yaitu mengenal adanya Allah, agar Syah bagi mereka mengatakan Adanya Allah ta’ala, tidak menjadi Syak wasangka ( ragu ) lagi, karena telah menyaksikan ( Musyahadah ) dengan menuntut ilmu Ma’rifat tersebut
Ada pun rukun Syahadat itu sendiri ada 4 perkara yaitu :
a. Menetapkan Dzatnya Allah Ta’ala
b. Menetapkan Sifatnya Allah Ta’ala
c. Menetapkan Asma'nya Allah Ta’ala
d. Menetapkan Af’alnya Allah Ta’ala
Tidak mungkin ada asma' nya saja bila tidak ada sifat nya yakni tidak mungkin ada nama bila tidak ada warna
sebagai contoh... :
kita tidak mungkin mengatakan merah bila tidak ada warna merah itu sendiri
Demikian juga dengan Allah Ta’ala
Tidak mungkin ada Af’al nya kalau tidak ada Asmanya
Tidak mungkin ada Asma'nya kalau tidak ada sifat nya
Tidak mungkin ada Sifatnya kalau tidak ada Dzatnya
Hal yang demikian baru dapat kita pecahkan dengan akal pikiran yang sempurna, seperti sabda Nabi Muhammad SAW :
ATTAFAKKARU SA’ATAN KHOIRUM MIN ‘IBADATI SAB’IINA SANATAN
“ Berpikir sejenak ( untuk mempelajari ilmu ) lebih baik dari pada ibadah 70 tahun “
Oleh karena itu dalam mempelajari Alqur’an dan Hadits jangan hanya sekedar dibaca saja, tapi harus dipikirkan dan harus dan harus mengetahui sert faham terhadap isi dan petunjuk dari kalimat ayat Qur’an dan Hadits tersebut
Dan jika hanya membaca Alqur’an atau hadits saja tanpa memahami, mengerti arti dan maksud nya, maka mereka tergolong umat manusia yang tingkat keimanan nya baru mencapai IMAN BIL KHABAR : yaitu beriman ( percaya) Adanya Allah hanya sekedar ikut ikutan saja, dan baru hanya percaya pada khabar...( katanya )
2 . IMAN BIDDALAIL
Yaitu : Percaya adanya Allah Ta’ala itu menurut petunjuk petunjuk dalil dalil ( bukti ) yang termaktub dalam ayat ayat Qur’an, bahwa Allah ta’ala perbuatannya ........
seperti firman nya :
“ Allah itu Cahaya, telah menjadikan tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi serta isi keduanya “
Dalam hal ini mereka hanya percaya bahwa kalau ada perbuatan nya maka sudah tentu ada pula yang membuatnya, mereka hanya sampai disitu tidak mau mengenal lebih jauh lagi, yaitu ma’rifat ( mengenal ) kepada Allah yang telah menciptakan langit bumi serta isi nya tersebut
Allah berfirman dalam Al Qur’an.....:
WALLAHU BIKULLI SAYYIN MUHIT
“ Allah meliputi segala sesuatu “
WALILLAHIL MASYRIQI WAL MAGHRIBU FAA INNAMA TUWALLU FATSAMMA WAJHULLAH
“ Dan Allah jualah dari masyriq hingga maghrib, Maka dimana pun kamu menghadap, adalah wujud Allah “
WA HUWA MA’AKUM ‘INNAMA KUNTUM
“ Dan Allah itu beserta kamu, dimana pun kamu berada “
WA NAHNU AQROBU ILAIHI MIN HABLIL WARID
“ Dan aku terlebih dekat dengan manusia bahkan tiada antara lagi, sedangkan urat leher”
Dengan adanya ayat ayat ini, Maka bagi umat manusia yang belum dapat mengetahui ilmunya maka sangatlah sulit bagi mereka untuk dapat memisahkan antara Allah dengan manusia
Sebagai contoh :
Air kopi, air dengan kopi telah menjadi satu, air yang bening diibaratkan Allah, dan kopi diibaratkan manusia, oleh karena itu kita harus mengetahui dahuli air yang bening itu sebelum dicampur dengan kopi, dan begitu pula harus mengetahui kopi itu sendiri sebelum dicampur dengan air yang bening tadi.
Demikian juga untuk mengetahui Allah Ta’ala harus dapat memisahkan dahulua antara Allah dengan manusia, yaitu dengan cara ada nya yang dinamakan Mati
Sabda Nabi Muhammad SAW :
MUTUU QOBLAL ANTAL MAUTU
“ Matikan oleh kamu akan diri kamu sebelum kamu mati ( yang sebenarnya ) “
Allah itu Maha Pemurah lagi Maha Penyayang akan sekalian mahluk nya terutama akan sekalian umat manusia, Maka atas kemurahannya Allah tersebut jika kita memang bersungguh sungguh menuntut ilmu nya niscaya dikabulkan oleh Allah SWT
UD’UNII ASTAJIB LAKUM
“ Mintalah kamu kepada ku, Niscaya aku perkenankan “
Demikianlah keterangan mengenai Iman Biddalail tersebut.
3 . IMAN BI MUSYAHADAH
Yakni : Percaya adanya Allah Ta’ala dengan penyaksian nya sendiri, dapat dilihat oleh mata hatinya, dengan awas nya rasa yang suci
Dalam Hadits Qudsi :
QOLBUL MU’MINIINA KAL MIROTIN IDZA NADZHORI BIHI TAJALLA ROBBAHU
“ Hati sekalian mukmin itu seperti cermin, tatkala melihat mu’min kepada hati mu’min maka nampak lah Tuhannya “
Seperti Hadits nabi :
RU’YATULLOH TA’ALA FID FUNYA BI ‘AINIL QOLBI
“ Melihat Allah ta’ala didunia dengan Mata Hati ( Awas nya Hati )
Tingkatan Iman yang ketiga ini Adalah tingkatan Anbiya ( para Nabi ) Allah pada umum nya dan khusus adalah Nabi kita Muhammad SAW, dan Iman nya para Auliya, Serta Iman nya para penganut Ahli Toriqoh nya para Auliya
Jadi Ilmu Ma’rifat kepada Allah ta’ala bukan hanya untuk para Nabi saja, bukan hanya untuk para auliya Allah saja, tapi kepada seluruh umat manusia ( Hambanya Allah Dan Umat nya Rosululloh SAW ), Dari karena itu selagi hayat dikandung badan marilah kita cari ilmu nya ( Ilmu Ma’rifat / mengenal Allah ) dan carilah penunjuk / pembimbing nya....yang dapat menuntun kita kehadirat Allah SWT...........................*)
To be Continue..............(....Maliki Yaumiddin )
..............*) Penyusun