Jumat, 10 Oktober 2014

IHDINASH SHIROTHOL MUSTAQIIM ( ayat ke 6 surah Al fatihah )



( 6 ) IHDINASH SHIROTHOL MUSTAQIIM

“ Ya Allah tunjukilah kami atas jalan yang lurus “


     Banyak kita dengar dari perkataan perkataan, terutama dari guru guru, para Ulama yang mengatakan bahwa shirotol mustaqim itu diumpamakan sebagai jembatan yang sangat halus, karena kehalusan nya tadi sehingga diibaratkan bagai rambut dibelah tujuh, dan ketajamannya melebihi tajam nya pedang

     Simbol atau suluk yang demikian rupa itu, kalau dipikir dengan menggunakan akal yang sempurna maka tepat sekali yaitu apabila umat dengan patuh menjalani perintah perintah agamanya akan mengalami hal yang sama, alangkah sulit nya dan penuh tantangan dan itu dapat kita rasakan masing masing,
Jumlah jembatan yang dibelah tujuh itu adalah perumpamaan jumlah hari ada tujuh, jika kita dalam keseharian melakukan perbuatan yang melanggar ketetapan agama maka sudah tentu kita akan terpeleset dari jembatan shirotol mustaqim tersebut, yang tidak lain adalah kita akan tercebur kedalam neraka jahannam

     Adapun kenyataanmnya yang bisa kita saksikan dialam dunia ini, apabila kita melakukan perbuatan yang melanggar ketetapan yang ada, berbuat kejahatan, ataupun berbuat yang melanggar peraturan negara, sudah tentu kita akan masuk kedalam penjara kumpul bersama sama orang yang melakukan kejahatan,

     Sedangkan bagi mereka yang perbuatan nya baik dan tidak melanggar ketetapan agama,  ketetapan Allah SWT, sudah tentu mereka akan masuk kedalam syurga nya Allah di akherat kelak, syurga yang dipenuhi dengan berbagai macam keni’matan keni’matan,
Dan dialam dunia setiap saat mereka akan merasakan ketenangan hatinya, tidak akan ada lagi perasaan takut, dan gundah gulana, karena mereka berada diatas rel kebenaran dan dapat menghindar dari amal keburukan

     Di ayat sebelum nya bahwa maksud nya ialah kita sebagai umat manusia agar sebenar benar nya dalam menyembah Allah SWT,  Memohon dan meminta pertolongan kepada NYA,  Agar kita selalu diberi petunjuk kepada jalan kebenaran

     Walaupun kitadalam keadaan berdiri, ruku’, sujud,  dan dalam keadaan duduk, yang dengan maksud nya kita menyembah Allah, seta berseru mohon pertolongan kepada Allah Ta’ala, dengan membaca surah Al fatihah sebanyak 17 kali dalam sehari semalam sebanyak hitungan rakaat dalam sholat,  Kalau semua itu dilakukan hanya sebatas Lisan, tanpa Ma’rifat ( Mengenal ) Allah dengan sebenar benar nya,Tanpa berhadap hadapan secara benar nya, Maka sungguh sangat sia sia lah semua pekerjaan ( amal ) yang telah kita kerjakan,  Amal dan segala permohonan kita tidak akan diterima,   Seperti Sabda Nabi Muhammad SAW  :

WA INNAMA TAD ‘UNA  MAN  HUA  SAMI’AN, BASHIRUN  MUTTAKALLIMUN  WA HUA  MA’AKUM  AINAMA  KUNTUM

“ Dan bahwasanya yang kamu seru seru itu adalah Tuhan yang Maha mendengar, maha mendengar.  Yang berkata kata, Dan DIA selalu bersama mu dimana pun kamu berada”

     Dari Hadits inilah kita dapat mengetahui Bahwa Allah SWT,  sangat pemurah dan penyayang,  Karena kita sebagai umat manusia tidak akan dapat berbuat sesuatu,  Tanpa Maha Murah dan Maha Penyayang Allah Ta’ala kepada kita semua.


Karena kita pada dasar nya  :

·      Tidak bisa mendengar kalau tidak diberi pendengaran oleh yang maha mendengar
·      Tidak bisa melihat kalau tidak diberi penglihatan oleh yang maha melihat
·      Tidak bisa berkata kata kalau tidak diberi perkataan oleh yang maha berkata kata
·      Tidak bisa hidup kalau tidak diberi penghidupan oleh yang maha hidup
·      Tidak bisa tahu kalau tidak diberi pengetahuan oleh yang maha mengetahui...dan seterus nya

Semuanya itu tak lain adalah Allah SWT jua adanya,  Sebagaimana di telah dijelaskan didalam kitab Ushuluddin seperti  :

                  SIFAT                                              ARTINYA

v Qodrat dan Qodiran                :  Kuasa, Yang Kuasa Allah Ta’ala
v Iradat dan Muridan                 :  Berkehendak, Yang berkehendak Allah Ta’ala
v Ilmu dan Aliman                      :  Mengetahui, Yang mengetahui Allah Ta’ala
v Sama’ dan Sami’an                 :  Mendengar, Yang mendengar Allah Ta’ala
v Bashar dan Bashiran                :  Melihat, Yang melihat Allah Ta’ala
v Kalam dan Mutakalliman         :  Berkata kata, Yang berkata kata Allah Ta’ala



To be continue...........SHIROTHOL  LLADZIINA  AN’AMTA  ‘ALAIHIM



.......................*) Penyusun






Tidak ada komentar:

Posting Komentar